Cabe rawit yang memiliki nama latin Capsicum frutescens merupakan jenis cabe yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki potensi besar untuk membudidayakan cabe rawit. Cabe rawit pada umumnya memiliki tingkat kepedasan di atas cabe merah atau cabe keriting. Cabe rawit memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan cabe merah atau cabe keriting. Cabe rawit agak tahan terhadap hama dan penyakit serta memiliki usia produktif yang lebih panjang. Jika dibudidayakan dengan benar cabe rawit mampu berproduksi hingga 2 sampai 3 tahun.
Cara menanam cabai rawit agar panen melimpah |
Cabe rawit bisa tumbuh dimana saja dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Akan tetapi cabe rawit lebih optimal jika dibudidayakan pada dataran rendah dengan ketinggian 0 – 500 mdpl. Jika ditanam didataran diatas 1000 mdpl, produktifitas berkurang. Tanaman cabe rawit memerlukan sinar matahari penuh atau minimal 8 jam/hari. pH idela untuk menanam cabe rawit adalah 6,5 sampai 7.
Lahan untuk budidaya cabe rawit sebaiknya adalah lahan yang steril. Yakni lahan yang belum pernah ditanami cabe sebelumnya atau setidaknya tidak ditanami cabe minimal selama 6 bulan. Cabe rawit juga tidak baik ditanam pada lahan yang berdekatan dengan lahan cabe yang ditanam lebih dulu.
PERSIAPAN LAHAN BUDIDAYA CABE RAWIT
Pertama sekali yang harus dilakukan adalah membersihkan lahan dari rumput atau gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Kemudian dilakukan penggemburan tanah. Buatlah bedengan dengan lebar 90 – 100 cm, tinggi dan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pembuatan bedengan bertujuan untuk menghindari tergenangnya air saat hujan turun. Jarak antar bedengan antara 60 – 70 cm.
Setelah selesai membuat bedengan, langkah selanjutnya adalah penaburan pupuk dasar. Pupuk dasar untuk tanaman cabe rawit antara lain pupuk kandang/kompos, TSP, ZA dan KCL. Pupuk dasar ditaburkan 10 – 15 hari sebelum dilakukan penanaman. Taburkan pupuk dolomit jika pH tanah dibawah 6.5. Cabe rawit bisa ditanam dengan mulsa plastik atau tanpa mulsa plastik. Jarak tanam 70 x 60 cm atau 80 x 60 cm. Cara pemupukan dasar secara lebih rinci silahkan baca “Panduan Pemberian Pupuk Dasar Tanaman Cabe”
PERSIAPAN BIBIT & PENYEMAIAN CABE RAWIT
Benih cabe rawit yang bisa ditanam bermacam-macam, bisa cabe lokal atau cabe hibrida. Untuk benih buatan sendiri dari cabe lokal, pilihlah buah cabe dari pohon yang sehat. Gunakan buah cabe yang sudah matang sempurna yaitu buah yang sudah merah sepenuhnya antara 90 – 100%. Buah cabe yang baik adalah buah dari hasil panen ke-4 hingga ke-6.
Penyemaian bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni menggunakan polybag atau tebar bedeng. Benih yang baru dibuat bisa langsung disemai. Sedangkan benih yang sudah agak lama, sebelum disemai benih direndam menggunakan air hangat kuku dan ZPT. Bisa juga direndam menggunakan air bawang merah. Bawang merah mengandung ZPT alami yang berfungsi untuk merangsang akar dan mempercepat perkecambahan. Bibit cabe bisa ditanam kelahan pada usia 25 – 30 hari setelah semai. Untuk panduan menyemai benih cabe secara lengkap, silahkan baca “Cara Menyemai Benih Cabe”
CARA MENANAM BIBIT CABE RAWIT
Bibit cabe ditanam kelahan pada usia 25 – 30 hari setelah semai. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Pilih bibit cabe yang sehat, dengan ciri-ciri memiliki vigor yang kuat dan memiliki daun yang berwarna hijau segar. Setelah penanaman segera lakukan penyiraman agar tanaman tidak layu. Jika musim hujan gunakan jarak tanam 80 x 60 cm, sedangkan pada musim kemarau jarak tanam 70 x 60 cm. Pada musim hujan jarak tanam sebaiknya tidak terlalu rapat agar lingkungan tidak terlalu lembab. Lingkungan yang lembab menyebabkan penyakit cendawan berkembang dengan cepat.
PEMASANGAN AJIR
Ajir atau lanjaran diperlukan untuk menopang tanaman agar berdiri kokoh. Ajir sebaiknya dipasang sebelum penanaman, atau segera setelah penanaman selesai. Kemudian tanaman cabe rawit diikat menggunakan tali. Ajir bisa menggunakan kayu atau bambu. Ajir ditancapkan dengan jarak kurang lebih 5 cm dari batang tanaman. Jika tanaman sudah besar, ajir dipasang dengan posisi miring membentuk sudut 30 atau 45 derajat agar tidak merusak akar tanaman.
CARA PERAWATAN & PEMELIHARAAN CABE RAWIT
Lakukan penyulaman segera jika ada tanaman yang mati atau terinfeksi penyakit. Penyulaman dilakukan setidaknya sampai tanaman berusia 2 minggu. Bersihkan rumput dan gulma liar yang tumbuh disekitar tanaman agar tidak mengganggu tanaman. Membersihkan gulma juga bermanfaat untuk meminimalisir serangan hama dan penyakit. Gulma jika dibiarkan bisa menjadi tempat bersembunyi atau inang hama dan penyakit.
Penyiraman dilakukan jika diperlukan, frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Jika musim kering atau musim kemarau lakukan penyiraman sesering mungkin, agar tanaman tidak mati kekeringan. Penyiraman bisa dilakukan dengan kocoran atau merendam bedengan (Leb).
Pemupukan susulan pertama kali bisa dilakukan saat tanaman cabe rawit berusia 2 minggu setelah tanam. Pemupukan pertama menggunakan pupuk NPK sebanyak 3 kg / 1000 tanaman. Larutkan pupuk dengan 200 liter air, kocorkan pada tanaman cabe rawit sebanyak 200 ml per tanaman. Pemupukan selanjutnya dilakukan setiap 1 minggu dengan penambahan dosis secara berkala. Penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pupuk yang biasa digunakan adalah NPK, KCL, TSP, ZA, KNO3 atau MKP.
Penyemprotan pupuk daun juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro. Penyemprotan pupuk daun dilakukan setiap 1 minggu. Agar lebih praktis, penyemprotan bisa dilakukan bersamaan dengan insektisida atau fungisida.
PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT CABE RAWIT
Hama dan penyakit tanaman cabe rawit sama halnya dengan cabe merah atau cabe keriting. Hama dan penyakit tersebut antara lain ;
Hama tanaman cabe rawit : Ulat grayak, ulat tanah, jangkrik, tungau, thrips, aphids/kutu daun, bekicot dan lalat buah.
Penyakit tanaman cabe rawit : Layu fusarium, layu bakteri, antraknosa/patek, virus gemini, bercak daun, busuk batang dan busuk buah.
Pengendalian bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida.
CARA PANEN & MASA PANEN CABE RAWIT
Cabe rawit bisa dipanen pada usia 80 – 90 HST (Hari Setelah Tanam). Cabe rawit bisa dipanen dengan dua cara, yaitu dipanen sebagai cabe rawit hijau dan sebagai cabe rawit merah. Cabe rawit dipanen dengan menyesuaikan permintaan pasar. Di daerah Sumatera pada umumnya masyarakat menyukai cabe rawit hijau dan tidak menyukai cabe rawit merah. Sementara di Pulau Jawa bervariasi, cabe rawit bisa dipanen hijau maupun dipanen sebagai cabe rawit merah merah.
Pemanenan sebaiknya dilakukan dipagi hari setelah embun mengering. Cabe rawit bisa dipanen setiap 1 minggu sekali. Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabe rawit mampu berproduksi hingga 2 sampai 3 tahun untuk cabe rawit lokal. Sedangkan jenis cabe rawit hibrida usia produktifnya relatif lebih pendek, yaitu antara 8 sampai 12 bulan. Semoga bermanfaat…
0 komentar